CATATAN: Untuk menghindari kesalahan, penulis akan membiarkan nama batu/mineral/kristal dalam bahasa Inggris, kecuali jika nama tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Hal ini karena perbedaan sedikit telah bermakna beda. Misalnya, akhiran "it" dengan akhiran "ite" sudah bukan merupakan benda yang sama. Istilah-istilah lain, yang dikhawatirkan menjadi rancu juga akan tetap ditulis dalam bahasa Inggris.
-----
BATU-BATUAN
|
Bebatuan diukir pada candi Prambanan. (Foto koleksi pribadi) |
|
Batu-batuan merupakan hal yang esensial dalam pembentukan permukaan kerak bumi kita. Meski kita berpikir bahwa bebatuan tidak berubah, kenyataannya batu memiliki siklus, ibarat siklus air - dari hulu ke hilir, ke laut, naik ke atmosfir menjadi hujan dan turun lagi ke bumi. Hanya saja, batu tidak naik ke atmosfir seperti air. Siklus batu terjadi karena tekanan magma yang mendesak naik. Setelah batu mengeras di permukaan bumi, maka cuaca, pemaparan, dan perpindahan batu menyebabkan bentuk batu berubah.
Secara umum, bebatuan membentuk kebudayaan manusia. Granit,
basalt, andesit, kapur, batu gipsum, marmer, adalah sedikit dari batu-batuan yang paling sering dipakai di dunia arsitektur dan interior. Beberapa batu berguna sebagai peralatan (tools) dan perhiasan seperti:
diorite dan
obsidian.
MINERAL
Mineral merupakan pembentuk batu-batuan. Sebuah mineral dapat muncul dengan komposisi kimia tertentu dan struktur kristal tertentu. Umumnya mineral merupakan gabungan dua atau lebih unsur kimia, meskipun tembaga, sulfur, emas, perak, dan beberapa mineral adalah elemen tunggal.
Sebuah mineral didefinisikan dariformula kimia dan susunan atom kristalisasinya. Misalnya, iron sulphide memiliki formula kimia FeS2 dan dapat terkristalisasi dalam 2 cara: sistem kristal kubik atau orthorhombic crystal system.
Mineral dibagi menjadi beberapa kelompok. Dari 12 kelompok, boleh dibilang yang dijadikan perhiasan paling banyak berasal dari kelompok native elements, silicate, sulphide, dan oxide. Mungkin dalam bahasa Indonesia, kita sebut elemen tunggal (mineral yang terbentuk hanya dari satu elemen kimia), silika, sulfida, dan oksida.
Mengidentifikasi mineral, secara umum yang dilihat adalah warna, lustre (kemampuan permukaannya untuk merefleksi cahaya), fraktur, kekerasan (distandarisasi dengan Skala Mohs), indeks refraktif, dan lain-lain.
KRISTAL
Seperti yang telah ditulis di atas, kristal bukan sebuah unsur tersendiri. Pada dasarnya kristal adalah bentuk dari susunan atom yang memiliki pola tertentu, berulang-ulang, dengan pola tiga dimensi. Jadi yang selama ini orang sebut sebagai kristal, sebenarnya mineral. Garam misalnya, memiliki kristal berbentuk kubus (cubic). Pola dan sistem kristal ada yang kasat mata, ada juga yang tak terlihat. Garam boleh dibilang adalah contoh yang bisa kita amati tanpa perlu kaca pembesar. Tiap butir garam, pada dasarnya selalu berbentuk kubus.
Sistem kristal ada 7 macam:
Kubus,
tetragonal,
hexagonal dan
trigonal,
monoclinic,
orthorhombic, dan
triclinic. Karena saya tidak mungkin membuat ilustrasinya, maka pada tiap istilah tersebut saya sisipkan link, sehingga Anda bisa mendapat gambaran yang jelas tentang "susunan atom berulang" dan sistem kristal. Untuk mudahnya, sistem kristal ditandai oleh garis-garis aksis yang membagi sebuah kristal. Panjang-pendeknya aksis, sudut atau kemiringan aksis, jumlah aksis yang ada merupakan inti dari penentuan sistem kristal. Jangan lupa bahwa aksis-aksis tersebut harus tepat berpusat di tengah kristal. Kubus misalnya, memiliki 3 aksis. Dua horizontal (bisa kita sebut aksis x1 dan x2) dan satu lagi vertikal (aksis y). Panjang masing-masing aksis dari pusat kubus ke sisi-sisinya sama persis. Triclinic adalah sistem kristal yang tiap aksisnya tidak sama panjang.
Kaitan Batu dengan Mineral dan Kristal
Sebagai ilustrasi, sering kali mineral mencuat dari batu. Jadi, bisa saja batunya limestone sebagai dasarnya (groundmass), sementara marcasite (mineral) yang bergerombol di atasnya membentuk
twinned crystal (jika ada dua atau lebih kristal dari spesies yang sama, membentuk pertumbuhan yang simetris).
Tapi bisa juga beberapa mineral bergerombol dalam satu kelompok. Misalnya, paling bawah sebagai dasar adalah agate, di atasnya quartz bening (colorless quartz), dan yang paling atas adalah amethyst. Kristal amethyst yang teratas berbentuk
rhombohedral face.
Ketika kita menyebut 'kristal amethyst' atau 'kristal quartz', maka yang kita maksud di sini adalah bentuk atau perwajahan, atau sistem dari si kristal pada batu amethyst atau quartz. Jadi bukannya kita mengatakan bahwa quartz atau amethyst adalah kristal. Quartz dan amethyst adalah mineral karena memiliki komposisi kimia/unsur kimia. Untuk perkara kristal, yang dimaksud di sini adalah bentuk murni/asli dari si kristal. Jadi bukan 'kristal' yang dibuat oleh pengrajin. Untuk penjabaran tentang 'kristal' yang buatan manusia, akan dijabarkan sendiri di bagian Batu Perhiasan
Pengetahuan seperti ini cukup penting supaya kita tidak salah kaprah dan menganggap batu-mineral-kristal sebagai suatu objek yang bersinonim satu sama lain. Walaupun sebenarnya cukup membingungkan juga karena batu-batu perhiasan sering dirujuk sebagai batu ketimbang mineral, atau bahkan dirujuk sebagai kristal. Dalam terapi kristal, tidak semua mineral berbentuk seperti kristal, sebagian adalah batu atau mineral yang hanya dibentuk jadi oval atau cembung. Namun untuk mengikuti commonsense, saya akan merujuk pada kata 'batu' untuk mewakili mineral.
Selanjutnya saya akan berbicara tentang Batu Perhiasan.
Narasumber:
Wikipedia
Rocks & Mineral: The definitive visual guide. Pengarang: Ronald Louis Bonewitz dan Margaret W. Carruthers. Penerbit DK. Edisi 2008, Inggris.
Koleksi foto pribadi, fotografer: D. Yasmita.